1
|
Riski H, Mundiastutik L, Adi AC. Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Kejadian Sakit dan Sanitasi Lingkungan Berhubungan dengan Status Gizi Balita Usia 1-5 Tahun Di Surabaya. AMERTA NUTRITION 2019. [DOI: 10.20473/amnt.v3i3.2019.130-134] [Citation(s) in RCA: 1] [Impact Index Per Article: 0.2] [Reference Citation Analysis] [Abstract] [Track Full Text] [Journal Information] [Subscribe] [Scholar Register] [Indexed: 11/22/2022] Open
Abstract
Background: Food security is an important aspect that plays a role in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the second purpose of SDGs, food security can be achieved if the community has been free from hunger, access to safe and nutritious food is sufficient for everyone. Food security is an important aspect because it can influence the nutritional status of the community, especially children. According to Riskesdas 2018, in Indonesia the prevalence of malnutrition and malnutrition in children are 13.85% and 3.9%.Objectives: To analyze the relationship of household food security, incidence of illness, and environmental sanitation with nutritional status of children in Sidotopo, Semampir Surabaya.Method: This research used cross sectional design. The sample size was 64 household. Sampling was done by multistage random sampling. Data was collected through interview using US-HFSSM, recall 2x24hours, environmental sanitation, and general questionnaire. The result was analyzed using spearman test. Result: Food security had a significant relationship between nutritional status WAZ (p<0.001), the incidence of illness had a significant relationship with nutritional status WAZ (p=0.001), and environmental sanitation had a significant relationship with nutritional status with WAZ (p=0.039). Conclusion: The conclusion that there were relationship of household food security, incidence of illness, and environmental sanitation with nutritional status of children.ABSTRAK Latar Belakang: Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam pencapaian Susteinable Development Goals (SDGs). Berdasarkan tujuan kedua SDGs, ketahanan pangan dapat dikatakan tercapai apabila masyarakat telah bebas dari kelaparan, akses pangan yang aman dan bergizi tercukupi untuk semua orang. Ketahanan pangan merupakan aspek yang penting karena mampu mempengaruhi status gizi masyarakat terutama balita. Menurut Riskesdas 2018, di Indonesia prevalensi status gizi kurang dan gizi buruk pada balita sebesar 13,85% dan 3,9%.Tujuan: Menganalisis hubungan ketahanan pangan rumah tangga, kejadian sakit, dan sanitasi lingkungan dengan status gizi balita di Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Kota Surabaya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 64 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner US-HFSSM untuk mengetahui status ketahanan pangan rumah tangga, kuisioner sanitasi lingkungan untuk mengetahui status sanitasi lingkungan rumah, dan kuisioner umum untuk mengetahui identitas responden, kejadian sakit dan status gizi responden . Penelitian dianalisis dengan uji korelasi spearman.Hasil: Ketahanan pangan memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi BB/U (p<0,001) dengan koefisien korelasi sebesar 0,463, kejadian sakit memiliki hubugan signifikan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=0,001) dengan koefisien korelasi sebesar -0,390, dan sanitasi lingkungan memiliki hubungan signifikan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=0,039) dengan koefisien korelasi sebesar 0,259.Kesimpulan: Terdapat hubungan ketahanan pangan rumah tangga, kejadian sakit, dan sanitasi lingkungan dengan status gizi balita.
Collapse
|
2
|
Fadzila DN, Tertiyus EP. KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA ANAK STUNTING USIA 6-23 BULAN DI WILANGAN, NGANJUK. AMERTA NUTRITION 2019. [DOI: 10.20473/amnt.v3i1.2019.18-23] [Citation(s) in RCA: 0] [Impact Index Per Article: 0] [Reference Citation Analysis] [Abstract] [Track Full Text] [Journal Information] [Subscribe] [Scholar Register] [Indexed: 11/22/2022] Open
Abstract
Background: Children under two years are susceptible to nutritional problems. Nutritional problems can be caused directly by nutritional intake and infection. Nutritional intake can be affected by conditions of household food security. Household food insecurity can be caused by insufficient food availability which causes a lack of nutritional intake.Objectives: To analyze the condition of household food security with stunted and non-stunted children aged 6-23 months in Wilangan, Nganjuk District.Methods: This study was an observational and used case-control design. The subject of this study were 72 children aged 6-23 months in Wilangan, Nganjuk District obtained from the simple random sampling method. The samples of case group were 36 children and control group were 36 children. The United Stated Household Food Security Survey Module (US-HFSSM) questionnaire was used to measure household food security, and anthropometric measurements of body length. The data analysis used by spearman and chi-squared statistical test.Results: Majority of non-stunted children was in household food security (75.0%). The stunted children in household food insecurity was higher than non-stunted children (41.7%). This study showed there was no significant correlation between family characteristics with stunted. But, there was a correlation between the age of children under two years old (p=0.02) and household food security status (p=0.041) with stunted. Conclusions: Household with food insecurity have a higher risk stunted than household with food security.ABSTRAKLatar Belakang: Anak yang berusia dibawah dua tahun rentan mengalami masalah gizi. Masalah gizi dapat disebabkan oleh asupan gizi yang dipengaruhi ketahanan pangan. Rumah tangga yang mengalami rawan pangan dapat disebabkan oleh ketersediaan pangan yang kurang sehingga menyebabkan kurangnya asupan gizi.Tujuan: Menganalisis kondisi ketahanan pangan rumah tangga dengan stunting dan non-stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.Metode: Jenis penelitian yaitu observasional dan menggunakan desain penelitian kasus kontrol. Subjek dari penelitian ini adalah anak berusia 6-23 bulan di Wilangan Kabupaten Nganjuk sebanyak 72 baduta yang didapatkan dari metode simple random sampling. Sampel kelompok kasus sebanyak 36 baduta dan kelompok kontrol sebanyak 36 baduta. Kuesioner United Stated-Household Food Security Survey Module (US-HFSSM) digunakan untuk mengukur ketahanan pangan rumah tangga, dan pengukuran antropometri panjang badan. Uji statistik menggunakan spearman dan chi-square.Hasil: Sebagian besar baduta non-stunting berada pada rumah tangga yang tahan pangan (75,0%). Baduta stunting yang berada pada rumah tangga yang rawan pangan lebih tinggi daripada baduta non-stunting (41,7%). Penelitian ini menunjukkan hasil tidak terdapat korelasi yang signifikan antara karakteristik keluarga dengan stunting, namun terdapat korelasi antara usia baduta (p=0,02) dan ketahanan pangan rumah tangga (p=0,041) dengan stunting.Kesimpulan: Rumah tangga yang mengalami rawan pangan berisiko stunting lebih tinggi daripada rumah tangga yang tahan pangan.
Collapse
|